Powered By Blogger

Kamis, 31 Mei 2012

diri ini diantara kamu dan mereka

Desiran angin berhembus dikala ku menyendiri.Detik yang ku lalui hanya dengan tatapan kosong tak berarti. Disaat seseorang menyadarkan lamunanku seketika lenyap sudah tatapan itu. Dia mengerti akan adanya sebuah pertentangan yang terjadi diantara aku dan kamu. Air mataku seakan menceritakan bagaimana mengalirnya kisah pilu yang mereka tau karena dirimu. Ku hanya tersenyum. Aku tak peduli akan pemikiran dirinya. Pemikiran mereka semua. Pemikiran tentang kelam mu dan juga pahit kisahku. Namun badai seakan berlalu. Aku tersadar di tengah indah pelangi manismu. Sudah tiba saatnya mereka tau betapa beruntungnya aku mendapatkan dirimu. Merasakan indah kasih sayangmu.

Senyum langit biru memapahku menunjukan indahmu. Karena dibalik kelam masih ada mentari yang bersinar lugu. Tujuan hati kan menunjukan kasih sayang indahnya kepada sang pendamping hatiku.

Namun sekejap petir menghentikan semua nada senja. Lantunan irama yang sedang menari riang bersama. Sayap indah yang kau miliki, cahaya mentari yang slalu menyinari, dan tawa yang slalu melukis senyum ini seketika musnah terhalang nuansa dingin yang menyapa. Mereka terdiam… Mentap kosong padaku. Hanya awan kelam yang terlihat menyelimuti dirimu. Dingin jiwa yang melindungimu.
Tanpa senyuman… Tanpa kehangatan… Tanpa kasih yang slalu ku rasa dikala mereka tak ada.

Taukah kau betapa indah sayatan yang telah kau ukir di hadapanku? Sadarkah kau betapa kokohnya harapan yang sedang kau coba singkirkan? Merdu angin membawa hujan di tengah tawa. Itu yang ku rasa dikala kau mulai membungkam kata. Aku merasa lumpuh tanpa adanya penopang raga. Kehangatan yang sangat ingin ku perlihatkan menghilang bersama hembus angin yang mengalun menangis berkaca.

Disaat ku sendiri…
Mereka hanya melihat piluku karenamu…
Dan dikala ku bersamamu…
Mereka hanya melihat awan dingin yang menyelimutimu…

Tertusuk mereka karena dinginmu. Tersakiti aku karena kelam mu. Hanya satu yang ingin ku yakini pada mereka. Bahwa bukan hanya kehampaan yang ku dapat dari kisah kita. Tapi sebuah kehangatan. Sebuah pelajaran.
Tak pernah bisa ku biarkan seorangpun buta akan kepakan sayapmu. Tak pernah ku ingin seorangpun menghakimi cahaya terang jiwamu. Kamu… tujuan hidupku…

“Bagai hujan dan awan yang tak kan pernah menyatu. Datang silih berganti tanpa pernah bertemu. Dan itulah yang kurasakan ketika berada diantara mereka dan kamu”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar